Senin, 25 Maret 2019

HUKUM LAAM JALAALAH

Laam jalaalah (لاَمْ جَلاَلَةْ) ialah laam dari lafazh ALLAH.
     Adapun hukum nya LAAM JALAALAH itu ada dua macam:
1. Dibaca Tafkhim (tebal)
2. Dibaca Tarqiq (tipis)
     Laam jalaalah dibaca Tafkhim apabila sebelum Laam jalaalah berupa harakat fathah atau dlamah. 
Contohnya:
a. Yang sebelum Laam Jalaalah berupa harakah Fathah:
     رَضِى اللّٰهُ عَنْهُمْ

b. Yang sebelum Laam Jalaalah berupa harakah Dlamah:
     نَارُاللّٰهِ الْمُوْقَدَةُ
   
     Laam Jalaalah dibaca Tarqiq apabila sebelum Laam Jalaalah berupa harakat Kasrah. 
Contohnya: بِسْمِ اللّٰهِ


IDGHAM MUTAJANISAIN

Idgham Mutajanisain adalah apabila ada:
   Taa' sukun تْ bertemu dengan thaa' ط
   Taa' sukun تْ bertemu dengan dal د
   Thaa' sukun طْ bertemu dengan taa' ت
   Dal sukun دْ bertemu dengan taa' ت
   Laam sukun لْ bertemu dengan taa' ت
   Dzal sukun ذْ bertemu dengan zhaa' ظ

Cara membacanya harus dimasukkan ke dalam huruf yg kedua.
Contohnya: لَقَدْ تَابَ، بَسَطْتَ،قُلْ رَبِّ
Dibacanya: لَقَتَّابَ، بَسَتَّ، قُرَّبِّ




IDGHAM MUTAMATSILAIN


Idham mutamatsilain adalah apabila ada dua huruf yang sama yang pertama Sukun (mati), umpamanya baa' sukun (بْ) bertemu dengan Baa (ب)
Contohnya: اِضْرِبْ بِعٍصِاكَ
Dibaca : اِضْرِبِعِصِاكَ
Mutamatsilain artinya 'dua semisal' dan juga disebut MITSLAIN
Yang terkecuali:
Dari kaidah idgham Mutamatsilain ini, ada kecualinya, yakni:
Apabila ada :
         Wau sukun وْ bertemu dengan wau و
         Yaa' sukun يْ bertemu dengan ya' ي
Maka tidak di idgham kan (dimasukkan ) dalam huruf yang kedua, tetapi harus dibaca panjang sebagaimana mestinya.
Contohnya: فِي يوْمٍ كَانَ

HUKUM NUNNYA LAFADZ ANA (اَنَا)

Nunnya dlamir Munfashil Mutakallim wahdah (اَنَا) apabila diwashalkan maka hukum bacaannya harus dibaca pendek, yaitu satu harokat. Apabila diwaqafkan maka hukum bacaannya harus dibaca panjang 1 Alif atau dua harakat. Tapi didalam Al Qur'an ada tiga tempat yg nunnya di lafazh اَنَا dibaca panjang 1 Alif atau dua harakat dan tidak boleh diwaqafkan, yakbi:

1. Surat al Furqon, ayat 49, juz 19
    وَاَنَا سِىِّ
2. Surat Luqman ayat 15, juz 21
     مَنْ اَنَا
3. Surat As Zumar ayat 17, juz 23
     وَاَنَا بُوْا


SAKTAH




Yang dimaksud dengan سَكْتَةْ adalah berhenti sejenak dengan tanpa nafas.

Bacaan SAKTAH(سَكْتَةْ) ini terdapat diempat surat:
1.  Surat Kahfi ayat 1-2, juz 15 
عِوَجَا- قَيِّمًالِيُنْذِرَ

2. Surat Yasin ayat 52, juz 23
مِنَ مَرْقَدِنَا-هٰذَا

3. Surat Qayyimah ayat 26, juz 29
وَقِيْلَ مِنْ- رَاقٍ

4. Surat Muthaffifin ayat 14, juz 30
كَلاَّبَلْ- رَانَ

Selasa, 11 Desember 2018

WAQAF


    Waqaf memiliki arti menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara pada akhir perkataan untuk bernapas dengan niat untuk menyambungkan kembali bacaan.

Terdapat empat jenis Waqaf yang bisa kita pelajari yaitu:

1. Waqaf ﺗﺂﻡّ (taamm)
    Waqaf sempurna yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan Al-Qur’an, serta tidak mempengaruhi arti dari bacaan tersebut karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya atau yang sesudahnya.

2. Waqaf ﻛﺎﻒ (kaaf)
    Waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau juga memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan pada tengah-tengah ayat atau bacaan, tetapi ayat tersebut masih berkaitan makna serta arti dengan ayat sesudahnya.

3. Waqaf ﺣﺴﻦ (Hasan)
    Waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dgn bacaan sesudahnya.

4. Waqaf ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih)
    Waqaf buruk yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tdk sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus di hindari karena bacaan yg di waqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dgn bacaan yang lain.

QALQALAH

Qalqalah terdapat menjadi 3 macam:

1. QALQALAH SUGHRA
Apabila ada salah satu huruf: ق ط ب ج د yang matinya itu dari asli kata-kata dalam bahasa Arab, maka hukum bacaannya disebut QALQALAH SUGHRA.

Cara membacanya harus bergerak dan berbunyi seperti membalik.
Umpamanya: نَجْعَلُ
2. QALQALAH KUBRO
Apabila mati atau sukunnya lima huruf di atas itu yang disebabkan waqaf (berhenti), maka hukum bacaannya disebut QALQALAH KUBRO.

Cara membacanya harus lebih jelas dan lebih berkumandang. Umpamanya: مِنْ خَلاَقْ

KETERANGAN
Qalqalah artinya getaran suara.
Sughra artinya yang lebih kecil.
KUBRO artinya yang lebih besar.

HUKUM BACAAN MEMBACA RA'

1. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal , apabila keadaannya sbb:
a. Ra berharkat fathah, umpamanya اَلرَّسُوْلَ
b. Ra berharkat dhummah, umpamanya رُحَمَاءِ
c. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah, umpamanya َاْلاَبْتَرُ
d. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah, umpamanya تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
e. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati, umpamanya اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
f. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal, umpamanya اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا

Catatanan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca

2. Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik apabila keadaannya sebagai berikut: Ra dibaca Tarkik bila:
a. Ra berharkat kasrah, umpamanya اَرِنَا
b. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’, umpamanya مِرْيَةٌ
c. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah, umpamanya فَصْبِرْصَبْرًا
d. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun, umpamanya جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
e. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah, umpamanya ذِيْ الذِّكْر

3. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq: Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
a. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain, umpamanya مِنْ عِرْضِهِ
b. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah, umpamanya الْقِطْرِ – مِصْرِ

HUKUM BACAAN IDGHAM MUTAQARIBAIN

Apabila ada:
Tsaa sukun (ثْ) bertemu dengan dzal (ذ)
Baa sukun (بْ) bertemu dengan mim (م) Qaaf sukun (قْ) bertemu dengan kaf (ك) Maka hukum bacaannya disebut idgham Mutaqaribain.

Mutaqaribain artinya dua berdekatan.
Cara membacanya harus dimasukkan (di idgham kan) ke dalam huruf yang dua itu.

Contohnya :
يَلْهثْ ذٰلِكَ dibaca=> يَلْه‍َذّٰلِكَ

HUKUM BACAAN LAAM TEBAL DAN LAAM TIPIS

    Apabila Laam (ال) dalam perkataan Allah didahului oleh fathah atau dhamah, maka haruslah dibaca dengan tebal (مفخمة). Umpamanya: شَه‍ِدَ اللّٰهُ، رَسُولُ اللّٰهِ، اللّٰه‍ُمَّ

    Apabila Laam (ال) dalam perkataan Allah didahului oleh kasrah dan semua Laam yang tidak dalam perkataan Allah, maka haruslah dibaca tipis (مرققة). Umpamanya:بِسْمِ اللّٰهِ، بِاللّٰهِ

Perkataan Allah dinamakan: Lafzhu jalaalah (لفظ الجلالة)

HUKUM BACAAN LAAM TA'RIEF


Alif dan laam (ال) yang selalu dihubungkan dengan perkataan-perkataan nama benda dalam bahasa arab disebut Laam Ta'rief. Laam Ta'rief terdiri atas 2 macam:

1. Izhar Qomariyah
    Apabila ada Laam Ta'rief (ال) bertemu atau dihubungkan dengan salah satu huruf 14 yaitu ء ب غ ح خ ك و ج ف ع ق ي م , cara membacanya harus jelas atau terang.

Keterangan:
Qomar artinya bulan.
Qomariyah artinya sebangsa bulan.

Contohnya: الْجَنَّةُ

2. Idgham Syamsiyah
    Apabila ada Laam Ta'rief (ال) bertemu atau dihubungkan dengan salah satu huruf 14 yaitu semua huruf selain huruf Qomariyah, cara membacanya harus dimasukkan kedalam salah satu huruf yang 14 atau huruf syamsyiyah itu.

Keterangan:
Syam artinya matahari.
Syamsyiyah artinya sebangsa matahari.

Contohnya: السَّلاَمُ

HUKUM LAAM JALAALAH

Laam jalaalah (لاَمْ جَلاَلَةْ) ialah laam dari lafazh ALLAH.      Adapun hukum nya LAAM JALAALAH itu ada dua macam: 1. Dibaca Tafkhim (te...