Selasa, 11 Desember 2018

HUKUM BACAAN MEMBACA RA'

1. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal , apabila keadaannya sbb:
a. Ra berharkat fathah, umpamanya اَلرَّسُوْلَ
b. Ra berharkat dhummah, umpamanya رُحَمَاءِ
c. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah, umpamanya َاْلاَبْتَرُ
d. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah, umpamanya تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
e. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati, umpamanya اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
f. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal, umpamanya اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا

Catatanan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca

2. Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik apabila keadaannya sebagai berikut: Ra dibaca Tarkik bila:
a. Ra berharkat kasrah, umpamanya اَرِنَا
b. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’, umpamanya مِرْيَةٌ
c. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah, umpamanya فَصْبِرْصَبْرًا
d. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun, umpamanya جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
e. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah, umpamanya ذِيْ الذِّكْر

3. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq: Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
a. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain, umpamanya مِنْ عِرْضِهِ
b. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah, umpamanya الْقِطْرِ – مِصْرِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUKUM LAAM JALAALAH

Laam jalaalah (لاَمْ جَلاَلَةْ) ialah laam dari lafazh ALLAH.      Adapun hukum nya LAAM JALAALAH itu ada dua macam: 1. Dibaca Tafkhim (te...